Demo Blog

Bersabar wahai penerima cubaan!!!

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

Bismillahirrahamanirrahim
Dengan nama ALLAH yang menciptakan segala-galanya..
Hati terhenti dari membisik kata-kata,mulut tak mampu untuk bersuara.Bibir yang selalu menguntum senyum kini mencantum bisu.Pintu mata yang selalu terbuka terpejam seketika.Sungguh dugaan yang menimpa seakan-akan mencabut berjuta-juta sel yang ada.Apa yang muncul dari dalam diri insan mulia"bersabar!!!!".Untuk para sahabat yang sedang menghadapi ujian dan dugaan yang hebat,Ana coretkan sesuatu untuk antum.Betapa sedih pun kita,masih ada yang lebih kecewa.Betapa hibanya kita percayalah masih ada yang lebih merana.Jalan dakwah memerlukan pengorbanan.Bantu lah kami agar kami menjadi sehebat antum semua...
     

       Tengoklah kanan kiri, tidakkah Anda menyaksikan betapa banyaknya
orang yang sedang mendapat cobaan, dan betapa banyaknya orang yang
sedang tertimpa bencana? Telusurilah, di setiap rumah pasti ada yang
merintih, dan setiap pipi pasti pernah basah oleh air mata.

       Sungguh, betapa banyaknya penderitaan yang terjadi, dan betapa
banyak pula orang-orang yang sabar menghadapinya. Maka Anda bukan
hanya satu-satunya orang yang mendapat cobaan. Bahkan, mungkin saja
penderitaan atau cobaan Anda tidak seberapa bila dibandingkan dengan
cobaan orang lain. Berapa banyak di dunia ini orang yang terbaring sakit di
atas ranjang selama bertahun-tahun dan hanya mampu membolak-balikkan
badannya, lalu merintih kesakitan dan menjerit menahan nyeri.
Berapa banyak orang yang dipenjara selama bertahun-tahun tanpa
pernah dapat melihat cahaya matahari sekalipun, dan ia hanya mengenal
jeruji'jeruji selnya.
Berapa banyak orang tua yang harus kehilangan buah hatinya, baik
yang masih belia dan lucu-lucunya, atau yang sudah remaja dan penuh
harapan.
Betapa banyaknya di dunia ini orang yang menderita, mendapat ujian
dan cobaan, belum lagi mereka yang harus setiap saat menahan himpitan
hidup.
Kini, sudah tiba waktu Anda untuk memandang diri Anda mulia
bersama mereka yang terkena musibah dan mendapat cobaan. Sudah tiba
pula waktu Anda untuk menyadari bahwasanya kehidupan di dunia ini
merupakan penjara bagi orang-orang mukmin dan tempat kesusahan dan
cubaan. Di pagi hari, istana-istana kehidupan penuh sesak dengan
penghuninya, namun menjelang senja istana-istana itu ambruk menjadi
reruntuhan. Mungkin saat ini kekuatan masih prima, badan masih sehat,
harta melimpah, dan keturunan banyak jumlahnya. Namun dalam hitungan
hari saja semuanya tentu berubah: jatuh miskin, kematian datang secara tiba-tiba,
perpisahan yang tak bisa dihindarkan, dan sakit yang tiba-tiba
menyerang.
    
      {Dan, telah nyata bagimu bagaimana Kami berbuat terhadap mereka dan telah
       Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.}
                                                                                                (QS. Ibrahim: 45)


       Sebaiknya Anda mempersiapkan diri sebagaimana kesiapan seekor unta
berpengalaman yang akan mengiringi Anda menyeberangi padang sahara.
Bandingkan penderitaan Anda dengan penderitaan orang-orang di sekitar
Anda dan orang-orang sebelum Anda, niscaya Anda akan sadar bahwa Anda
sebenarnya lebih beruntung dibanding mereka. Bahkan, Anda akan
merasakan bahwa penderitaan Anda itu hanyalah duri-duri kecil yang tak
ada artinya. Maka, panjatkan segala pujian kepada Allah atas semua
kebaikan-Nya itu, bersyukurlah kepada-Nya atas semua yang diberikan
kepada Anda, bersabarlah atas semua yang diambil-Nya, dan yakinilah
kemuliaan Anda bersama orang-orang menderita di sekitar Anda.
Banyak suri tauladan Rasulullah s.a.w. yang perlu Anda contob.
Syahdan, beliau pernah dilempar kotoran unta oleh orang-orang kafir
Makkah, kedua kakinya dicederai dan wajahnya mereka lukai. Dikepung
dalam suatu kaum beberapa lama hingga beliau hanya dapat makan
dedaunan apa adanya saja, diusir dari Makkah, dipukul gerahamnya hingga
retak, dicemarkan kehormatan isterinya, tujuh puluh sahabatnya terbunuh,
dan seorang putera serta sebagian besar puterinya meninggal dunia pada
saat beliau sedang senang-senangnya membelai mereka. Bahkan, karena
terlalu laparnya, beliau pernah mengikatkan batu di perutnya untuk menahan
lapar.
       
        Beliau pernah pula dituduh sebagai seorang penyair (bukan penyampai
wahyu Allah), dukun, orang gila dan pembohong. Namun, Allah
melindunginya dari semua itu. Dan semua hal tadi merupakan cobaan yang
harus beliau hadapi dan penyucian jiwa yang tiada tara dan tandingannya.
Sebelum itu, Nabi Zakariya dibunuh kaumnya, Nabi Yahya dijagal,
Nabi Musa diusir dan dikejar-kejar, dan Ibrahim dibakar. Cobaan-cobaan
itu juga menimpa para khalifah dan pemimpin kita; Umar r.a. dilumuri dengan
darahnya sendiri, Utsman dibunuh diam-diam, dan Ali ditikam dari
belakang. Dan masih banyak lagi para pemimpin kita yang juga harus
menerima punggungnya penuh bekas cambukan, dijebloskan ke dalam
penjara, dan juga dibuang ke negari lain.


{Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang'orang terdahulu sebelum kamu?
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cubaan).}
(QS. Al-Baqarah: 214)
Jom kita cari dan mengembara mencari keredhaannya)
0 ulasan more...

Mengapa mengadap kiblat??

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Sahabat yang membaca sekarang ini sihatkah?Apa khabar iman sahabat pada hari ini.Semoga hari ini lebih baik dari semalam.Meskipun kesusahan,kepayahan,keresahan merajai kita pada hari ini,moga-moga dengannya kita mendapat keberkatan dari Allah.Insyaallah.

Sahabat sekalian..
Mata yang selalu memerhati,telinga yang selalu mendengar membuatkan minda selalu bertanya-tanya,membangkitkan persoalan secara diam-diam.Kata seorang sahabat,"otak yang selalu berfikir adalah otak yang tak mati.."emm,ana renung sejenak.Melihat debu yang berterbangan dibawa angin.Tapi apa yang ada difikiran ini mampu menguji keimanan seseorang.Iman mampu berterbangan seperti debu ini.

Sahabat,
Persoalan ini muncul bila membaca sedikit ilmu berkaitan dengan agama lain.Terkadang iman berteka-teki.ahhh,syaitan mula mengusik.Ini persoalannya yang ditujukan oleh seseorang yang beragama bukan islam..

(Sekali lagi mengapa perlukan ayat Quran untuk membuktikan kamu menyembah kaabah?? Saya tanya kamu satu persoalan. Adakah kamu TUNDUK dan SUJUD mengikut KIBLAT yang diarahkkan ke arah Kaabah di Mekkah??maknanya kamu menyembah kaabah!! Ya ataupun Tidak??

Bagaimana iman sahabat pada waktu ini??Teruskan bacaan demi IMANmu..

Inilah indahnya Islam, setiap ibadat ada disiplin, rukun dan syaratnya bagi memastikan ibadat itu diterima Allah SWT. Agama Islam bukan sekadar agama nama tetapi agama yang mengatur dan mendidik umatnya agar sentiasa berada pada landasan yang betul lebih-lebih lagi perkara yang berkaitan dengan ibadat.

                           

 Memang betul Allah tidak bertempat, namun ini tidak bermaksud kita boleh menghadap mana kita mahu ketika solat. Bayangkan sahaja kalau manusia tidak menghadap kaabah malahan ikut rasa mana dia nak hadap, hadaplah dengan alasan Allah SWT berada di mana sahaja.

 Hasilnya seorang akan mengadap timur, seorang lagi menghadap barat, seorang berikutnya menghadap selatan. Bukankah keadaan ini lebih tidak berperaturan berbanding dengan mereka yang menghadap kiblat sama-sama dalam solat.

 Saya yakin tiada suatu agama pun selain Islam yang menekankan konsep berkiblat. Sebab itulah di dalam al-Quran kitab agung umat Islam dan panduan manusia keseluruhannya telah menegaskan melalui

 firman Allah yang bermaksud: "Kerap kali Kami melihat engkau (wahai Muhammad), berulang-ulang menengadah ke langit, maka Kami benarkan engkau berpaling mengadap kiblat yang engkau sukai. Oleh itu palingkanlah mukamu ke arah masjid Al-Haraam (tempat letaknya Kaabah); dan di mana sahaja kamu berada maka hadapkanlah muka kamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah diberikan Kitab, mereka mengetahui bahawa perkara (berkiblat ke Kaabah) itu adalah perintah yang benar dari Tuhan mereka; dan Allah tidak sekali-kali lalai akan apa yang mereka lakukan.
 (al-Baqarah: 144)

 Ayat ini turun dilatari dengan ejekan kaum Yahudi yang menggangap Nabi Muhammad kehabisan modal dalam beragama terpaksa mengambil Baitul Maqdis sebagai kiblat, sedangkan itu adalah kiblat mereka berzaman.

 Hampir setahun lebih umat Islam berkiblatkan Baitul Maqdis sehingga turun ayat dari surah al-Baqarah ayat 144. Maksudnya menghadap wajah ke arah kiblat adalah syariah yang menuntut sifat taabudiy (patuh semata). Mengikut fahaman ahlu sunnah wal jamaah, Allah SWT tidak bertempat, yang bertempat hanya makhluk. Apabila orang Islam menghadap kiblat itu bukan bermaksud menghadap Allah dalam solat dalam erti kata mengingati Allah SWT.

                                   

 Ini jelas dalam dalam penjelasan Nabi SAW terhadap soalan Jibril yang bertanyakan apa itu ehsan lantas baginda menjawab yang bermaksud: Ehsan ialah kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat dia (Allah), kalaupun kamu tidak dapat melihatnya yakinlah dia melihat kamu…(riwayat al-Bukhari no. hadis: 50, Muslim, no. hadis: 8)

 Maksud hadis ini ialah melihat kebesaran Allah SWT serta menghayati keagungan-Nya. Dalam keadaan kita berpeluang mencari arah kiblat kita adalah disuruh untuk mencarinya dan memastikannya terlebih dahulu. Sekiranya kita tidak tahu dan gagal mencari kiblat kita hadapkan wajah ke arah mana pun adalah sah solat tersebut.

                                                    

 Sebab itulah Allah SWT berfirman yang bermaksud: Dan Allah jualah yang memiliki timur dan barat, maka ke mana sahaja kamu arahkan diri (ke kiblat untuk mengadap Allah) maka di situlah arah yang diredai Allah; sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya dan limpah kurnia-Nya), lagi sentiasa Mengetahui. (al-Baqarah: 115) 

 Maksudnya dalam keadaan apa sekalipun manusia sama ada menghadap barat mahupun timur. Di dalam tafsir al-Jalalain ada menjelaskan bahawa: "Kepunyaan Allah jua seluruh jagat ini, sebab di mana-mana ada timur dan di mana-mana pun ada barat. Apabila kita tegak menghadap ketepatan matahari terbit maka yang dibelakang kita adalah barat, yang di kanan kita adalah selatan dan di kiri kita adalah utara".

 Manakala Pak Hamka dalam tafsir al-Azhar menjelaskan: "Inilah hikmah yang sebenarnya, ke mana kita menghadapkan muka ketika kita beribadat kepada Allah, ketika solat pun, asalkan hati telah dihadapkan kepada Allah maka diterimalah ibadat itu oleh Allah. Sebab Timur dan Barat, Utara dan Selatan Allah jua yang empunya…" (Prof. Dr. Hamka, Tafsir al-Azhar, jld: 1, hlm: 277).

Di dalam hadis yang lain daripada Abudullah bin Abbas baginda Rasulullah SAW telah bersabda yang bermaksud: "Baitullah adalah kiblat bagi mereka yang berada dalam masjid, dan masjid adalah kiblat bagi mereka yang tinggal di tanah haram (sekeliling Mekah), dan tanah haram adalah (Mekah) adalah kiblat bagi seluruh penduduk bumi, timurnya dan baratnya dari umatku".
 (riwayat al-Baihaqiy, Al-Sunan al-Kubra, jld: 2, hlm: 10, al-Syawkaniy, al-Sail al-Jarar, jld: 1, hlm: 172). 

Disiplin dalam solat adalah bermaksud disiplin dalam kehidupan. Sekiranya manusia tidak adalah peraturan seperti mana yang telah ditetapkan oleh syariat Islam maka manusia akan menggunakan akalnya sendiri yang terhad kemampuannya. Lebih-lebih lagi dalam soal agama tidak boleh dibiarkan tanpa satu peraturan yang boleh mengikat kesatuan dalam ibadat dan kesatuan dalam kehidupan. 

Jom kita cari dan mengembara mencari keredhaannya..
0 ulasan more...

Melihat Bintang-Bintang & Mengkagumi Maya Ciptaan Tuhan

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

Alam maya ini terbentang luas untuk kita melihat, memerhati dan menagambil iktibar dari setiap kejadian yang terhidang di depan mata. Pemerhatian yang berterusan mampu membuat kita berfikir bahawa semua dijadikan bersebab oleh Tuhan. Ia mampu memberi keinsafan pada diri, yang kita ini hanyalah umpama sebutir debu di dalam cakerawala yang terbentang luas, seolah tidak berpenghujung. Sikap manusia selalu ingin mencuba sesuatu yang baru, dan meneroka. Alam yang terbentang indah di atas juga tidak ketinggalan diteroka....dari Bumi, juga dari angkasa. Pelbagai penemuan menarik merungkai misteri demi misteri yang sebelum ini dianggap mitos sahaja. Kata-kata dalam filem kegemaran aku "to go where no one has gone before" kuat melekat dalam kepala. Sebab terpengaruh dengan kata-kata ni dulu la aku terbeli teelskop. hahaha. Tapi teleskop yang aku terbeli dulu itu la sampai sekarang banyak berjaya pada aku. Dengannya la aku lihat Bulan, bintang-bintang yang terhampar di langit malam. Melaluinyalah aku menjadi pengkagum setia alam maya ciptaan Tuhan. Ternyata apa yang ada di atas sana, dalam gelap cakerawala adalah seindah-indah kejadian yang kadangkala sukar untuk diuangkap oleh kata-kata. Hanya mereka yang sekepala [stargazer] dan yang memahami sahaja mampu mengerti, sedang yang lain sinis memerli sambil berkata "apa guna melihat di atas sana jika di bawah sini pun masih belum melihat semuanya". Untuk yang selalu berkata sebegitu, fahamilah yang semua benda adalah ciptaan Tuhan. Lihatlah samada atas, bawah...depan atau belakang, dan ambillah iktibar daripada setiapnya. Bukan hanya melihat dengan pandangan mata yang kosong dan sombong. p/s: pandang ke timur pada waktu malam, dan cari objek berwarna oren kemerah-merahan. Itulah planet Marikh, jiran Bumi yang terdekat. Anda akan dapat mencari Marikh dengan mata kasar dengan senang kerana ia bersinar cerah dan gah di langit malam bertemankan sang bintang yang lain. Marikh akan terbit di langit timur sekitar jam 9.30 malam
0 ulasan more...

PROGRAM SINAR MALAM RAMADHAN

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

RAKAN MASJID UUM akn mengdkan program sinar mlm ramadhan pd khamis(26/08/2010) pendaftaran di masjid pd pkl 6.15ptg.yuran rm5(morih dan sahur disdiakn. sebarang pertanyaan sila contact saudara asyraf: 0145402926.
0 ulasan more...

Ramadhan bulan keberkatan.

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

Salam ukuwah kepada semua. Syukur dengan nikmat iman dapat lagi kita berjumpa diruangan ini. Sudah hamper 8 hari kita berpuasa tapi adakah kita dapat menahan diri kita dari perkara yang mungkar. Pada bulan yang penuh barakah ini kita digalakkan bersedekah, tadarus, qiamullai dan sebagainya. Sedekah secara diam-diam amat digalakkan. Nabi pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan daripada anas bin malik yang bermaksud : “tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Maka Allah ciptakan gunung dengan memberikan kekuatan kepadanya ternyata bumi pun diam. Para malaikat pun hairan akan penciptaan gunung tersebut kemudian mereka pun bertanya : “ya rabbi, adakah sesuatu yang engkau ciptakan lebih hebat daripada gunung?. Allah menjawab, “ada iaitu besi”. (kita maklum bahawa gunung batu pun boleh menjadi rata ketika dikorek dan diratakan oleh bulldozer atau sejenisnya yang ternyata dibuat daripada besi). Para malaikat pun kembali bertanya : ‘Ya rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-mu yang lebih hebat daripada besi?. Allah yang maha suci menjawab: “Ada iaitu api”. (besi boleh menjadi cair bahkan boleh mendidih setelah bdibakar dengan api) Malaikat kembali bertanya :” Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan –Mu yang lebih hebat daripada api?. Allah yang maha Agung menjawab: : “Adaiaitu air”. (api yang membara macam mana pun akan padam dengan simbahan air). “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih hebat daripada air?. Tanya malaikat lagi. Allah yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna menjawab: “Ada iaitu angina”. Akhirnya para malaikat bertanya lagi: “ Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan –Mu yang lebih hebat daripada angina?” Allah yang Maha Gagah dan Maha Dahsyat kekuatan-Nya menjawab : “ ada iaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya”. (Riwayat al-Tirmizi) di bulan puasa ini juga kita dikehendaki berlapar. Tapi adakah semua orang Berjaya melepasi cabaran tersebut. Contohilah nabi dimana nabi selalu berlapar walaupun bukan dibulan ramadhan. Aisyah berkata, “Tidak pernah keluarga Rasulllah kenyang makan roti gandum tiga hari berturut-turut sejak beliau dating di Madinah sehinggga beliau meninggal dunia”. Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu Nu’aim, Khatib, Ibn Asakir dan Ibnu al-Najjar daripada Abu Hurairah dia berkata : “Aku pernah dating kepada Rasullah ketika dia sedang bersembahyang duduk, maka aku pun bertanya kepadanya: “Ya Rasullah! Mengapa aku melihatmu bersembahyang duduk,, apakah engkau sakit?’ Jawab Baginda : “Aku lapar, wahai Abu Hurairah!” Mendengarjawapan itu Baginda itu, aku terus menangis sedih melihatkan keadaan baginda itu. Baginda merasa kasihan melihat aku menangis, lalu berkata : “wahai Abu Hurairah! Jangan menangis, kerana beratnya hisab di hari kiamat tidak akan menimpa orang yang hidupnya lapar di dunia jika menjaga dirinya semasa hidup di akhitar. Selain itu juga Rasullah tidak pernah kenyang hingga dua kali dalam sehari. Tapi dapatkah kita menahan diri kita dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain itu juga sentiasalah sujud menghadap Allah taala. Kerana sujud seseorang kepada Allah Taala menghakis sifat sombong, takabbur dan bongkak amin. Sujud juga boleh memberikan ketenangan kepada jiwa kita.
2 ulasan more...

BILA YANG SALAH,MENJADI LUMRAH

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under


Kalau dulu, memang
pantang
bagi masyarakat
kaum Melayu, seorang lelaki
berdua-duan dengan seorang
perempuan yang tidak punya
apa-apa hubungan kekeluargaan.
Bahkan, bukan masyarakat kita
sahaja yang berpandangan
begitu, malah masyarakat Barat
yang kita kenali sekarang
sebagai masyarakat yang telah
rosak moralnya, dahulunya amat
menekankan tentang pergaulan
lelaki dan perempuan.
Tapi kini, segala-galanya
telah berubah. Bercumbuan di
khalayak ramai bukan lagi
menjadi sesuatu yang jelek di
mata masyarakat mereka. Inikan
pula berdua-duaan.
Malang seribu kali
malang, angin perubahan itu
telah pun melanda masyarakat
Timur khususnya masyarakat
Islam. Berdua-duaan antara
lelaki dan perempuan yang tidak
punya hubungan keluarga, sudah
dilakukan terang-terangan.
Malah ada yang sudah mula
berpegangan tangan ke sana dan
ke mari tanpa rasa segan dan
silu.
Ya….perkara salah yang
sudah menjadi lumrah, kadangkadang
tidak lagi dianggap
salah. Bila sudah terlalu biasa
dipandang, ia tidak lagi
dirasakan menyimpang. Dosa
telah dianggap perkara biasa.
Senario ini sebenarnya
telah membuktikan bahawa
masyarakat kita sudah rosak dan
sudah tidak merasa sensitif
terhadap perkara-perkara dosa
yang semakin menjadi-jadi di
hadapan mata.
Yang rosak bukan sahaja
mereka yang melakukan perbuatan
tersebut, bahkan masyarakat
itu juga (iaitu kita sendiri).
Yang melakukan maksiat
tersebut memang sudah jelas
rosak akhlaknya. Tetapi bagaimana
dengan diri kita yang
melihat kemungkaran tersebut.
Bagaimana perasaan hati
kita bila melihat dua anak muda
sedang hanyut dilamun cinta lalu
berdua-duaan dan berpegangan
tangan di depan mata? Adakah
kita melihat dengan pandangan
bersahaja, kerana merasakan itu
bukan masalah kita? Atau, terbit
rasa benci lalu terus memendam
rasa kecewa bersama sesalan di
hati, “aduhai generasiku!”?
Atau, terbit rasa berdosa kalau
terus membiarkan mereka, lantas
berusaha untuk mendidik dua
anak muda mengenali yang
mana benar dan yang mana
salah?
Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda yang maksudnya;
“Barangsiapa di antara kamu
yang melihat kemungkaran di
depan matamu, maka hendaklah
membetulkannya dengan tangan
(kekuasaan). Sekiranya tidak
mampu, maka dengan perkataan
(nasihat). Sekiranya tidak
mampu, maka dengan hati (rasa
benci pada maksiat). Maka, itu
(rasa benci) adalah selemahlemah
iman.”
Hadis ini perlu dihayati
benar-benar oleh setiap warga
masyarakat manusia. Kemungkaran
jangan sampai dilihat
sebagai satu lumrah. Kemungkaran
mesti dicegah menurut
kemampuan kita. Sekiranya kita
tidak punya kekuasaan atau pun
tidak mampu memberi nasihat,
cukuplah ada rasa benci di dalam
hati terhadap kemungkaran yang
berlaku. Dan seterusnya berdoa
0 ulasan more...

Persiapan Bulan Ramadhan

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under






Oleh: Abdul basir
Editor: rakanmasjiduum

Kurang daripada seminggu lagi,umat Islam di seluruh pelusuk dunia akan menyambut kedatangan bulan yang paling mulia, Ramadan Al-Mubarak. Bicara soal sambut-menyambut tentulah perlu ada persiapannya. Sepertimana kita hendak menyambut kedatangan YB ke tempat kita. Mungkin ketika ini ramai orang sudah membuat persiapan bagi menyambut ketibaan Ramadan. Namun, persoalannya bagaimanakah persediaan itu?


Persiapan yang mesti dibuat hendaklah merangkumi persiapan fizikal, mental dan ruhani untuk menyambut Ramadhan Al-Mubarak.


Apakah persiapan fizikal?

Persiapan fizikal bukanlah "pulun" habis-habisan sebelum menyambut Ramadhan. Bukannya memastikan perut mampu bertahan menghadapi Ramadhan dengan bekalan makanan yang menjadi isi perut sehingga bertambah beberapa kilogram berat badan!


Persiapan fizikal ialah melatih diri berpuasa. Sebagaimana kita perlu warming up ataustretching dahulu sebelum masuk gelanggang. Hal ini bagi memastikan kita bersedia dan biasa dengan keadaan berpuasa. Menahan lapar dan dahaga dan banyak mengerjakan amal soleh. Bahkan, berpuasa pada bulan Rejab dan Syaaban amat digalakkan dalam Islam. Sunat. Rasulullah tidak pernah berpuasa lebih banyak pada bulan lain melainkan Syaaban. Kita hendaklah memastikan kesihatan kita berada dalam keadaan yang baik supaya mampu berpuasa dengan sempurna. Alangkah ruginya jika kita mendapat sakit di bulan Ramadan sedang orang lain ralit berpesta ibadah. Sudahlah bulan lain tidak banyak amalan kita. Malangnya, bulan yang digandakan pahala ini juga kita tidak dapat mengerjakannya. Apa lagi yang ada pada kita untuk berdepan dengan Allah di hari Akhirat?


Persiapan yang kedua ialah akal.

Persiapan akal ialah kita sudah bersedia dengan ilmu. Ramai orang berpuasa tetapi punyai ragu-ragu dalam berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan. Ada yang tidak mengetahui apakah ibadah-ibadah yang afdal di bulan ini. Inilah perlunya persiapan ilmu. Lebih teruk lagi, ada yang melakukan persiapan untuk menghadapi hari-hari puasanya yang tentunya banyak masa lapang dengan membeli DVD pelbagai cerita; cerita Korea, Hindustan, Sepanyol, Amerika, cerita lawak dan entah apa-apa cerita lagi. Supaya diri tidak merasa bosan sementara menunggu waktu berbuka. Inilah yang diisi dalam kepala otak mereka!


Alangkah baiknya jika ia diisi dengan ilmu ukhrawi dan ilmu duniawi yang bermanfaat. Hari ini pelbagai jenama penerbit buku telah mengambil inisiatif untuk highlight buku-buku yang khusus bagi bulan-bulan tertentu. Contohnya bulan Ramadan bakal tiba ini, ada flyerskhusus senarai buku-buku berkaitan Ramadan. Ada juga kedai buku yang membuat rak khas buku-buku Ramadan. MasyaAllah...Betapa baiknya jika kita hadam buku-buku itu di siang hari sepanjang Ramadan. Bukan saja dapat mengisi masa yang terluang, manfaat ilmu dan pahala juga kita peroleh.


Persiapan mental yang paling utama ialah setkan matlamat bahawa kita berpuasa ini untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa!

Yang dikatakan persiapan ruhani itu adalah mendidik nafsu kita.


Latihlah diri untuk mula bangun awal supaya dapat bersahur. Bukan untuk kekuatan di siang hari tetapi ia juga adalah suatu ibadah. Paling baik bangun lebih awal sedikit supaya sempat berqiamulail sekurang-kurangnya solat sunat Tahajud dan sunat Taubat. Giatkan lagi pembacaan al-Quran supaya lebih fasih dan tidak terasa berat untuk membaca lebih banyak di bulan Ramadhan. Perbanyakkan amalan sedekah di bulan Ramadan. Kalau boleh buat satu checklist harian atau jadual supaya kita boleh mendisiplinkan diri dengan rutin ibadah dan memastikan kita tidak meninggalkan nikmat beribadah di bulan yang mulia ini.

0 ulasan more...

Ombak dosaku dan pantai rahmatMU

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

Oleh : ABDI

"Perjalan hati ini kian senak. Aku mengharap kekuatan dari dalam diri sendiri. Tidak boleh lagi mengharap pada
suasana dan sesiapa saja untuk kembali ke pangkal jalan. Aku hormati semua orang, tapi dalam hal ini mereka tidak
dapat membantu aku.
Akukah pesakit jiwa yang sedang parah dilanda kebimbangan dan kegoncangan pendirian? Akukah insan
lara mendamba duka yang datang semakin kencang bagai taufan melanda? Akukah penjahat yang telah hilang kasih
sayang dan kemesraan? Akukah insan merana yang telah jauh ditinggalkan kecintaan Tuhan?
Satu demi satu soalan itu datang mengganggu. Menggugat langkah hatiku yang kian penat. Menikam dan menghiris jiwa
yang kian jauh daripada ketenangan. Aku ingin segala-galanya seperti dulu. Ketika cinta dan kasih sayang semerbak harum
mendandan perhubungan. Cantik, wangi dan indah di mata. Tenang, lunak dan mesra di jiwa. Kini, panorama hidup yang
bersemadi padang hati kian ternoda oleh dosa. Hitam, kelam dipalit kemungkaran. Tidak ada lagi lagu suara syahdu yang datang
memujuk. Semuanya seakan-akan jeritan maut yang mengganas dan buas.
Aku mengembara lagi bersama detik hati dan tarian jari. Biar airmata menjadi dakwat; kesedihan menjadi tinta.
Kulukiskan lagi potret duka. Biar senandung muram, suram dan kelam ini menjadi kabut yang menutup seluruh pandangan.
Inilah lagu penderitaan. Kesengsaraan jiwa yang kian parah. Gempa kehidupan yang meluruhkan segala cita-cita dan harapan.
Kulayan lagi dialog ini semau-maunya. Biar syaitan tahu tipuannya berjaya, namun aku tidak putus asa. Ku harap
malaikat tidak jemu memberi dorongan dan amaran walau itu semua sering kuabaikan. Aku hanya insan kerdil di maya pada
yang luas ini. Hanya debu yang tidak bernilai dan berharga. Tidak cemar keagungan Allah kerana kederhakaanku. Tidak terguris
sedikit pun kehebatanNya dengan keberanianku melanggar hukum-hakamNya. Kelalaian, kederhakaan dan kedegilanku hanya
akan memusnahkan diri sendiri. Oh! Malangnya.
Kuteruskan lagi gerak rasa di simpang siur ingatan yang penasaran. Biar diri bertempur dengan diri. Biar medan diri
kecamuk gempuran resah yang kian mengamuk. Aku tidak mampu lagi membiarkan keluh kesah ini tersumbat dan
terperangkap. Apakah akhirnya turutan yang berulang-ulang dan meletihkan ini? Mana hilangnya pertimbangan akal dan ilmu?
Ke manakah melayangnya didikan dan kesedaran? Mana?
Aku seharusnya tidak bertanya lagi. Bukankah semuanya sudah sedia dan wujud. Telah dicari dan pernah dinikmati.
Sudah pernah dirasa dan dikecapi. Tetapi mengapa hilang lagi? Mengapa semuanya bagai bayang-bayang – dilihat ada
ditangkap hilang? Mengapa diturutkan lagi kesesatan dan kemungkaran? Janjiku dusta. Tekadku belot. Mengapa? Ah! Kenapa
kau bertanya lagi? Mengapa perlu ditanya “mengapa”? Semuanya datang menerkam dan mencengkam.
Aku bergerak lagi menyusuri galur-galur perasaan yang tertekan. Mencari sesuatu yang lebih pasti tetapi telah terjerumus
ke lubuk tipuan yang mengasyikkan. Apakah sudah buntu jalan mujahadah ini? Atau aku tidak layak lagi menjadi hamba Tuhan
yang inginkan kesenangan dan ketenangan? Aku hanya layak dihukum kerana kelalaian dan mungkir janji.
Rancanganku, rancangan jahat. Fikiranku dibaluti mungkar yang tambah tebal. Langkahku ke arah dosa. Inderaku
mengundang kelalaian. Bergetar jiwaku ditusk sembilu kecewa. Darahnya membuak membanjiri persada azam yang
melemaskan tekad. Kecewakah aku? Tidak….Tidak…...Tidak!
Jadi, apakah cukup dengan “tidak”? Memadaikah dengan sesalan? Tenangkah hatimu Cuma bersedih dan merintih.
Bukankah itu alasan untuk kembali mengulangi dosa?Dosamu tidak akan bersih dengan taubat yang hambar. Mana seri kekuatan
kerja yang dibumbu oleh kesungguhan dan kegigihan? Mana kelembutan yang pernah kautanam dan telah pernah membuahkan
kemesraan? Semuanya kini telah terbakar meninggalkan peribadi yang kontang gersang daripada sifat-sifat yang terpuji.
Gempur tipuan syaitan terkutuk itu daripada sanubarimu. Hancurkan tembok nafsu yang menghalang. Bergerak dan
bertindaklah, lari dari bencana ini! Aku menangis ya Allah. Walaupun hatiku keras bagaikan batu. Jiwaku masih menagih
kasihMu. Aku dahagakan hidayahMu. Sudah puas kucari jalan kembali. Malangnya, bila melangkah aku kalah. Aku ingin
kembali wahai Tuhan…kepada hamparan kasih dan cintaMu yang tidak bertepi. Agar di situ atau dalam langkah ku menujunya,
nyawaku dicabut. Ya Allah! Walau apa pun aku tetap yakin……..ombak dosaku tidak akan dapat menenggelamkan pantai
rahmatMu yang maha luas dan gunung pengampunanMu yang maha tinggi.
0 ulasan more...

HAPUSKAN KEJAHILAN,TEGAKKAN PENGAMALAN..

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

"Wahai Nabi Allah! Siapakah orang yang paling pandai?” tanya kaum Nabi Musa a.s. Baginda menjawab;
“Akulah yang paling pandai di kalangan manusia”. Lalu Allah s.w.t. menegur baginda Musa a.s. atas
perkataannya itu. Nabi Musa a.s. memohon ampun dan Allah s.w.t. pun mewahyukan kepada baginda
tentang seorang hambaNya bernama Khidir a.s., seorang lelaki yang lebih banyak ilmunya daripada baginda.
Itulah kisah seorang Nabi Allah yang diceritakan di dalam Al Quran Surah Al Kahfi bermula ayat 60. Maha Suci
Tuhan yang tidak akan berkata dengan KalamNya dengan kata-kata yang tidak mempunyai makna dan tujuan. Kisah itu
dikhabarkan agar kita sentiasa merendah diri dengan ilmu yang kita miliki.
Lebih-lebih lagi bagi kita yang diberikan amanah sebagai seorang guru atau pendidik. Hendaklah kita sentiasa
sedar bahawa setinggi mana pun peringkat pendidikan kita, hatta seorang yang bergelar profesor, namun kita tidak
seharusnya mendabik dada dengan ilmu yang kita ada. Kerana ia tidak ubah seperti setitis air di hujung jarum berbanding
lautan yang luas.
Insaflah kita, bahawa ilmu yang kita ada adalah milik Allah yang diamanahkan kepada kita untuk disampaikan
kepada manusia sejagat. Itulah tugas dan amanah bagi mereka yang sudah berilmu. Sampaikanlah dengan rasa tawadhuk
kepada Allah. Sudah seharusnya bagi kita yang berilmu, semakin bertambah ilmu semakin kenal kita pada Allah. Semakin
kenal pada Allah, semakin dekat kita padaNya. Dan semakin dekat kita, semakin banyak ketaatan yang kita lakukan dan
semakin terhakisnya kejahatan dan kemaksiatan.
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda yang maksudnya: “Barangsiapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah
hidayah (ketaatannya), maka sesungguhnya dia akan semakin jauh daripada Allah.” Wal’yazubillah. Mari kita hisab diri
kita wahai insan yang bergelar guru. Sejauh mana ilmu yang kita ada dapat membantu kita mengenali Pencipta? Semakin
tinggikah akhlak kita terhadap Khalik dan makhluk? Atau ilmu hanya tinggal ilmu, sedangkan akhlak merudum ke
peringkat yang paling hina?
Kita di sini bukanlah untuk berseronok atau hanya untuk menghitung rezeki. Tetapi ditakdirnya kita di sini adalah
dengan satu tanggungjawab yang bukan diamanahkan oleh majikan kita, tetapi oleh Allah; raja segala raja.
Tanggungjawab untuk menghasilkan insan-insan yang berilmu dan yang tahu menggunakan ilmu itu untuk mengenali
Allah serta menambahkan ketaatan kepadaNya.
Kita bukan mendidik mereka hanya untuk berjaya di dalam peperiksaan. Tetapi matlamat kita seharusnya lebih
jauh dari itu. Matlamat kita ialah agar dengan ilmu yang meluncur dari bibir kita ke hati mereka, kelak insyaAllah mereka
akan berjaya di negeri akhirat.
Kita sentiasa menarik nafas lega bila kejayaan mereka diumumkan di penghujung semester. Tetapi pernahkah kita
terfikir untuk menarik nafas lega sekali lagi, bila kejayaan mereka mendapat rahmat Allah, diumumkan di padang
mahsyar. Di kala itu, beruntunglah orang-orang yang sentiasa menunjuk ajar manusia agar mempergunakan ilmu untuk
menuju Allah. Bahkan, keuntungan itu sudah pasti kita rasai terlebih dahulu di alam kubur, kerana ilmu yang bermanfaat
itu, adalah amalan yang tidak akan terputus ganjaran pahalanya.
Jadikanlah ini sebagai matlamat utama. Didiklah pelajar-pelajar kita dengan didikan yang sempurna bukan
semata-mata untuk lulus di dalam peperiksaan dunia, tetapi juga untuk lulus dalam peperiksaan akhirat.
Sampai bilakah orang yang berilmu akan terus berdiam diri melihat akhlak anak didik mereka sentiasa tercemar.
Jangan khianati amanah Allah. Bantulah mereka untuk mengenaliNya. Kalau mereka membuat kesilapan, kesilapan
mereka adalah kerana kejahilan. Tetapi yang lebih bersalah dan yang lebih besar dosanya, ialah kita. Kerana kita punya
ilmu dan kita tahu yang mana baik dan yang mana buruk, tetapi kita tidak menyeru mereka ke arah kebaikan dan
mencegah mereka dari melakukan kemungkaran.
Sekali lagi, dosa kemungkaran disebabkan kejahilan tidaklah seberat dosa membiarkan kemungkaran sedangkan
ia mempunyai pengetahuan.Wallahu’alam.
0 ulasan more...

Pengalaman menarik Fatimah Syarha menerusi kolum Remaja Majalah Solusi isu no 21.

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under


Bacaan ini bukanlah menggalakkan kita menjadi judgmental. Diharap dapat baca dengan hati yang terbuka. Semoga bacaan ini dapat "put things into perspective" buat kita dalam menilai dan memahami kewajipan menutup aurat sebagaimana yang dituntut agama, insyaAllah.

Corat-Coret Kisah Tudung Labuh…

“Akak, kenapa akak pakai tudung labuh?” Soalan ini sudah banyak kali dilontarkan oleh remaja kepadaku. Adik bongsuku, Asiah Yusra yang sedang mekar meniti usia remaja, turut bertanya. Melihat wajahnya yang saling tidak tumpah dengan iras wajahku, aku terasa bagaikan sedang melihat diriku sendiri. Aku pernah remaja dan terpesona melihat kakak sulung bertudung labuh. Kufahami, remaja bertanya kerana mereka sedang tercari-cari identiti diri.

Kali pertama aku memilihnya sebagai imej diri ketika usiaku remaja. Saat itu, aku bertudung labuh kerana keindahannya menghiasi wanita-wanita berakhlak mulia yang kukenali. Ibuku, kakakku, kakak-kakak naqibahku, ustazah-ustazahku semuanya bertudung labuh. Hingga aku mensinonimkan tudung labuh itu dengan keindahan, keperibadian dan kebaikan. Walaupun aku turut mengenali teman-teman bertudung labuh yang akhlaknya bermasalah namun aku masih menemui keindahan jiwanya, ingin menjadi lebih baik. Hari ini, aku memilih tudung labuh kerana aku yakin ia lebih istimewa pada pandangan-Nya.

Ketika remaja, aku hampir tidak sedar banyak pertanyaan yang terpendam. Mungkin saat itu aku tidak tahu apa yang aku perlu tahu. Hinggalah persoalanku terjawab satu demi satu. Hikmah bicara kakak-kakak naqibahku menerangkan pelbagai soalan yang kutagihkan pengertian. Yang paling kuingati, Kak Siti Aisyah Mohd Nor (kini merupakan bidadari kepada seorang tokoh agama terkenal). Jasa kalian selamanya harum dalam ingatan. 

Yang Tertutup Itu Indah

Ketika kubertanya tentang tudung labuh, mudah jawapan yang pernah kuterima, “Yang tertutup itu indah!” Jawapan yang membawaku mengkaji surah al-Ahzab ayat 59, maksud dan tafsirannya.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud: “Wahai Nabi, katakan kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘hendaklah mereka melabuhkan jilbab ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali sebagai wanita baik agar mereka tidak diganggu.’”

Ya, sedangkan buku yang kita sayangi, kita sampulkan seindahnya. Inikan pula bentuk tubuh wanita, takkan tiada sampulnya? Kuperhatikan kulit bukuku yang bersampul lebih terjaga berbanding kulit bukuku yang tidak bersampul. Kuperhatikan langsir yang cantik menghias pintu dan tingkap. Kuperhatikan kain yang mengalas meja dan perabot. Benar, yang tertutup itu indah! Begitu juga cara Allah menghargai keindahan wanita dengan menggariskan perbatasan aurat. Agar keindahan itu hanya dinikmati oleh insan yang berhak. Bukannya diratah-ratah oleh pandangan yang sakit.



Istimewa Bertudung Labuh

Di sini, aku tidak mahu berbicara panjang tentang kewajipan menutup aurat. Apa yang ingin kukongsi di sini adalah tentang beberapa peristiwa dalam hidupku yang membuatkan aku berasa tudung labuh itu benar-benar istimewa. Allah banyak kali menyelamatkan dan memudahkan urusanku dengan asbab tudung labuh. 

Dikejar Tebuan Tanah

Dalam satu program motivasi remaja, aku menyertainya sebagai salah seorang fasilitator. Antara aktiviti yang dilakukan ialah jungle trekking. Aku mengetuai barisan remaja puteri yang siap sedia memasuki hutan. Taklimat dan doa dimulakan.

Menderap ke tengah belantara, tiba-tiba peserta puteri paling depan terlanggar sarang tebuan tanah. Tebuan tanah berterbangan garang. Sedia menyerang. Peserta itu menjerit kesakitan kerana disengat. Peserta di belakangnya turut menjerit ketakutan. Aku yang turut berada di barisan depan ketika itu melaungkan takbir. Lantas mengarahkan peserta yang lain berundur. Mereka bertempiaran lari.
 

Sementara aku tetap bertahan di situ. Kututup sebahagian wajahku dengan tudung labuhku. Tangan turut kusembunyikan di bawah tudung labuh. Kulindungi beberapa peserta yang terkepung dengan tudung labuhku agar tidak disengat lagi. Segera kubawa mereka berundur. Ajaibnya, seekor tebuan pun tidak berjaya menyengatku. Subhanallah! Maha Suci Engkau yang menyelamatkan aku dengan secebis kain buruk ini.
 
                                                                                                        
                                                                                                  tebuan tanah 
Terlindung daripada Mata Mat Rempit

Suatu hari, aku ingin pulang ke kampusku di UIA setelah bercuti pertengahan semester di kampung halaman. Seperti biasa, aku membeli tiket bas dan berusaha mencari bas yang mempunyai tempat duduk seorang. Request. Ini penting bagi mengelakkan aku terpaksa bermalam di dalam bas dengan bertemankan seorang lelaki asing di sebelah.

Akhirnya ku membeli tiket dengan sebuah syarikat bas yang belum pernah kunaiki . Sebelum menaiki bas, aku berpesan kepada pemandu kedua agar menurunkan aku di Greenwood. Semua mata terlena melepaskan kelelahan hidup dengan mengembara ke alam mimpi yang seketika. Kedengaran sayup-sayup suara pemandu bas mengejutkan aku dari tidurku. Lantas aku terjaga separuh sedar. Ketika itu, aku duduk di kerusi seorang paling depan, tidak jauh dari pemandu. 

Jam baru menunjukkan pukul 4.30 pagi. Badanku amat penat dan urat kepala terasa merenyuk. Aku bangkit dari kerusiku dalam keadaan mamai menuruni bas. Ketika berada di luar bas, aku masih sangat mengantuk. Terasa secepat kilat bas meninggalkanku. 

Ya Allah! Aku terkejut kerana hanya aku seorang yang menuruni bas. Lagipun, tempat bas itu memberhentikan aku bukannya tempat perhentian bas di Greenwood seperti kebiasaan. Aku langsung tidak mengenali tempat itu. Tiada peluang untukku bertanya atau membatalkan saja tempat perhentian itu. Nyata aku sudah terlewat. Asap bas pun sudah tidak kelihatan. 

Aku berada di sebuah perhentian bas. Jalan raya di hadapannya lurus. Lengang. Sunyi. Kawasan sekitarnya adalah kawasan perumahan yang sedang bergelap. Jalur-jalur cahaya hanya sedikit. Kupandang ke belakang dan mendapati tidak jauh dari situ terdapat sebuah masjid. Namun, ia kelihatan gelap. Sunyi. Kelihatan seekor anjing berwarna hitam, besar dan garang sedang berlegar-legar di luar pagar masjid. Ya Allah, pada-Mu aku bertawakal. 

Aku segera menelefon kenalan rapatku, Puan Norliza Mohd Nordin untuk mengambilku. Pada masa yang sama, mataku melilau mencari kayu atau besi yang akan kugunakan sebagai senjata seandainya anjing itu mendekatiku.

“Di mana?” Tanya Puan Norliza. Susah-payah aku cuba menerangkan lokasi yang asing itu. Tambahan pula, aku tidak dapat melihat papan tanda yang menunjukkan nama masjid. Kehadiran anjing itu membuatkan aku tidak berani menghampiri masjid. Sukar Puan Norliza mentafsirkan lokasi aku berada.

Tiba-tiba, sekumpulan samseng jalanan dengan pelbagai aksi motosikal yang berbahaya berhenti beramai-ramai di seberang jalan tempatku berada. Bagaikan ada mesyuarat penting di situ. Aku tiada tempat bersembunyi. Apa yang mampu kulakukan adalah tetap berdiri di tempatku dan membaca segala ayat al-Quran yang pernah kuhafal. Tawakalku memanjat langit dunia. Kebetulan, aku berjubah hitam dan bertudung labuh warna hitam. Aku menggunakan kesempatan itu untuk menyembunyikan diriku di balik warna malam. Cebisan kain turut kututup pada wajahku yang berkulit cerah.

Saat yang amat mendebarkan dalam hidupku, kelihatan anjing yang garang sedang berlari ke arahku. Kupujuk hati, anjing itu akan baik padaku kerana ia tidak menyalak. Samseng jalanan pula seakan sedang memandang-mandang ke arah lokasiku. Ketika itu, aku mengucapkan dua kalimah syahadah berkali-kali. Aku siapkan emosi untuk berjihad mempertahankan diri. Biar nyawa jadi taruhan, menyerah tidak sekali!

Allah menjadi saksi. Aku bagaikan tidak percaya apabila melihat anjing itu sekadar melintasiku seolah-olah langsung tidak melihatku di balik kegelapan. Walau bagaimanapun, aku masih resah melihat samseng jalanan asyik memandang ke arahku. Aku bertambah risau membayangkan Puan Norliza mungkin tidak dapat mengagak lokasiku itu kerana dia asyik menelefonku. Tiba-tiba samseng jalanan itu beredar. Bunyi ekzos mengaum pergi, pelbagai aksi. Mereka seakan-akan memandang dengan pandangan yang kosong sahaja ke arahku sebentar tadi. Puan Norliza pula sampai, menambahkan syukurku. Hatiku yakin, Allah telah menyelamatkanku di balik tudung labuh berwarna gelap itu. Alhamdulillah! 

Menyelamatkan Beg Tanganku daripada Ragut

Seorang temanku dari Brunei sudah beberapa hari tidak datang ke kelas sarjana. Aku risaukan keadaannya. Apabila dia datang kembali, aku segera bertanya. Dia menunjukkan pipinya yang calar sambil bercerita dengan juraian air mata.

Dua orang pemuda yang menunggang laju meragut beg tangannya. Dia ikut terseret. Ketika itu pula dia sedang mengandung dua bulan. Hampir-hampir keguguran. Kedua-dua lututnya terluka. Pipi dan tangannya tercalar. Berdarah.

Aku sedih mendengar ceritanya. Dia memegang hujung tudungku sambil menyimpulkan, “Jika akak pakai tudung labuh macam ni, tentu diorang tak nampak beg tangan akak.” Kata-kata itu membuatkanku benar-benar berfikir jauh. Aku bersyukur kepada Allah s.w.t. kerana tidak pernah menjadi mangsa ragut. Baru aku sedar, rupa-rupanya antara faktor yang menyelamatkanku adalah kerana beg tanganku sentiasa tersembunyi di bawah tudung labuh. Cuba anda bertanya kawan-kawan anda yang menggalas beg tangan di bawah tudung labuh, pernahkah mereka menjadi mangsa ragut?

Mendekatkan Jodoh dengan Lelaki Soleh

Aku hairan melihat beberapa orang temanku yang mulanya bertudung labuh tapi akhirnya menukar penampilan kerana takut tidak dipinang. Aku hormati penampilannya selagi masih menutup aurat namun jika itu alasannya, dia mungkin tersilap. Aku yang tetap bertudung labuh ini juga akhirnya yang agak cepat menerima pinangan. 

Suamiku mengakui antara faktor yang meyakinkannya pada agamaku saat memilih bunga untuk disunting adalah kerana nilai tudung labuhku. Wanita bertudung labuh lumrahnya hanya berani dirisik oleh lelaki yang mempunyai persiapan agama. Jika malas hidup beragama, mereka akan berfikir beribu kali untuk memiliki seorang suri yang bertudung labuh. Rasa tidak layak. Rasa perlu membaiki diri terlebih dahulu.

Pernah juga aku dan suami cuba memadankan beberapa orang temanku dengan lelaki-lelaki soleh yang kami kenali. Apabila biodata bertukar tangan, gadis bertudung labuh rupa-rupanya menjadi kriteria penting seorang lelaki soleh. Malang bagi temanku yang sebenarnya baik dan berbudi bahasa, namun kerana penampilannya itu melambatkan jodohnya. 

Benar, kita tidak boleh menilai seseorang hanya melihat luarannya. Namun, realitinya, kadang kala masa terlalu singkat dan peluang tidak ada untuk kita mengkaji dalaman seseorang sehingga terpaksa menilainya hanya melalui luarannya. Contoh realiti, jika kita ingin membeli nasi lemak di gerai. Kelihatan penjual di gerai yang pertama ialah seorang makcik bertudung labuh. Penjual di gerai kedua pula seorang wanita tidak bertudung dan rambutnya menggerbang lepas. Mana yang kita pilih? Kenapa cepat membuat pilihan sebelum mengkaji dalaman kedua-duanya dahulu? Apa nilaian kita ketika itu? Fikir-fikirkan.

Hormatilah Selagi Masih Menutup Aurat



Ya! Ya! Ya! Kudengari suara-suara hatimu yang sedang berbisik, “Ramai saja yang bertudung labuh tapi tak baik.“Tudung tak labuh pun masih tutup aurat.” “Don’t judge people by its cover.” Kuhormati semua kata-kata ini sepertimana kuhormati dirimu yang masih bertudung. Alhamdulillah. Aku cuma berkongsi secebis pengalaman dalam hidupku yang menyebabkan kurasakan tudung labuh terlalu istimewa. Buat adik-adik remaja yang pernah bertanya, akak harap adik menemui jawapannya.


>> Satu lagi kan..kalau pakai tudung labuh nie..bile duk lam bilik econ n xde sweater, tudung ni leh digunakan sebagai pelindung taw, mcm selimut..hehe.. :)
selain dari pelindungan drpd pandangan kaum Adam
0 ulasan more...

Salahkah Bila Berubah?

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

                                                             
  Oleh : Exco Dakwah dan Tarbiah
 Editor : rakanmasjiduum

Izzat mengerutkan dahi memandang teman sebilliknya menumbuk tendang batang pohon, melepaskan amarahnya. Pagi tadi bukan main gembira Aliuddin melangkah keluar dari bilik. Tapi Aliuddin yang berada di hadapannya kini...


“Ali, bangun sembahyang Subuh. Dah lewat ni.”

“Diamlah kau. Aku nak sembahyang ke, tak nak ke, kau peduli apa? Kubur masing-masing.”


“Memang la kubur masing-masing. Kalau kubur kita sekali, bolehlah aku backup kau. Kau tak sembahyang, aku boleh tolong cover.”

Aliuddin menarik selimut lalu memekap mukanya dengan bantal. Izzat hanya menggeleng-gelengkan kepala. Suasana menyepi seketika. Hakim menepuk-nepuk bahu Izzat, mengisyaratkannya supaya ke tepi. Dia dekat ke tepi Aliuddin lalu menjerit, “Bangun Subuh!” Aliuddin yang tersentak bangun terduduk deng

1 ulasan more...

PERJUANGAN SI GEGAT

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

  Seorang remaja terjumpa kepompong serangga gegat raja di belakang rumahnya.Dia membawa pulang gegat itu dan cuba mengamatinya sendiri hingga gegat itu keluar dari kepompongnya seperti yang pernah dipelajarinya dalam mata pelajaran biologi.Seperti yang di sangka dan di jangka,keesokan harinya kepompong perlahan-lahan mulai nampak mengeluarkan sebahagian daripada badannya.Hari berikutnya,dua per tiga daripada badannya sudah tidak kelihatan.Tidak sabar menunggu hari ketiga,remaja tadi menggunting bahagian kepompong yang menutup satu pertiga lagi badannya.Maka keluarlah gegat kecil tadi dengan tubuh yang bengkak serta sayap yang masih berlipat kecil.Remaja tadi terus saja mengamati gegat itu dan berharap dalam waktu yang tidak lama,sayap-sayap gegat itu kering dan terbentang lebar hingga ia dapat terbang.Selepas menunggu beberapa lama,sayap yang ditunggu tidak juga kembang.Ia hanya dapat berjalan mundar-mandir seolah-olah membawa beban yang terlampau berat.Muncul tanda tanya dalam benak remaja tadi,mengapa gegat ini jadi begini??.Secara logiknya,gegat yang dibantu ini sepatutnya dapat membuka kulit kepompongnya dan semakin cepat untuk terbang,bukan tidak dapat terbang.
   Bagi memuaskan rasa ingin tahunya,remaja tadi mencari maklumat serangga dalam internet dan mendapati kepompong yang hodoh,berkerut-kerut dan bergerak-gerak seperti sedang berjuang keras adalah perkara normal bagi menjadi seekor gegat.Perjuangan itu menyebabkan cairan yang ada dalam tubuhnya berpindah ke sayap hingga secara tidak langsung mengurangkan ukuran tubuhnya dan menjadikan sayapnya lebih besar dan lebar.Sungguh luar biasa!!tuhan maha pencipta mengatur kehidupan seluruh makhluk ciptaannya sedemikian halus dan sempurna.
   Ingat,hidup ini satu perjuangan!!Dalam hidup kita di dunia ini yang penuh dengan pancaroba dan dugaan yang berlaku bukan sekelip mata,semuanya perlu ditempuhi dengan perjuangan.perjuangan memerlukan waktu,ketekunan dan semangat pantang menyerah. Seorang pelajar yang dengan mudah mendapat kelulusan yang baik dalam peperiksaan akhir dengan mengambil hak orang lain atau kerjanya dibuatkan,tentu mempunyai kualiti kelulusan yang berbeza dengan pelajar yang bersungguh-sungguh menghadiri kuliah dengan perjuangan yang keras.
   Berjuang itu mirip bermain bola sepak.’5 S’ dan ‘Power’ diperlukan..SKILL,SPEED,SPIRIT,SPACE dan SYSTEM.

SKILL;Kemampuan ataupun kecekapan,
SPEED;Kepantasan bertindak,
SPIRIT;semangat juang bagi menghasilkan yang terbaik,
SPACE;tempat untuk berjuang dan
SYSTEM:sistem dan cara kerja serta peraturan yang berlaku untuk berjuang.
  
   Dan ingatlah sahabat-sahabat,terdapat ramai tokoh terkenal di dunia ini lahir yang serba kekurangan,tetapi masih mampu mengubah dunia dan menjadi yang terhebat dalam sejarah manusia.
Masih ingat akan Yasser Arafat??Siapa dia?Pemain bola kah?Doktor kah?Pengarah filem Malaysia kah?Tidak lain tidak bukan,Beliaulah Pejuang palestin yang memimpin rakyatnya mengambil semula tanah palestin.Semangat perjungannya hingga kini masih bersemi dan berkobar-kobar dalam dada rakyat palestin.itu semuanya hanya kerana satu perjuangan!!!Jom kita berjuang!!Jihad fi sabilillah!!Biar kemuncak kita tawan.
0 ulasan more...

Kursus ESQ (ESQ Training)

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

                                                             
Kursus ESQ (ESQ Training) Dibenarkan
rakanmasjiduum(exco penerbitan)
Sinar Harian

PUTRAJAYA – Muzakarah Khas Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan memutuskan bahawa kursus Latihan Kepimpinan ESQ boleh dilaksanakan di negara ini dengan pengawasan sepenuhnya oleh panel syariah yang dilantik oleh ESQ.

Pengerusi jawatankuasa itu, Profesor Tan Sri Dr Abdul Shukor Husin berkata, keputusan itu dibuat setelah muzakarah yang bersidang 16 Jun lalu berpuas hati dan berpandangan bahawa kebanyakan unsur-unsur keraguan yang terkandung dalam kursus itu boleh diperbetul dan diperjelaskan.




1 ulasan more...

Cinta al - Huda

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under


Maafkan aku
Maafkan aku kerana meminggirkanmu
Menyisihkanmu dari lembaran hidupku
Aku hidup sendirian
Tanpa memikirkan perasaanmu
Tanpa memikirkan betapa sedihnya dirimu
Betapa pilunya hatimu




Aku tahu kau merintih dari jauh
Mengharapkan kepulanganku ke sisi
Aku tak sedar semua itu
Aku masih dalam duniaku
Dunia yang kucipta sendiri
Walaupun tanpa basahnya lidahku
Membaca setiap bait darimu




Namun mungkin kerana
Cintamu masih kuat padaku
Kau masih memimpinku
Dari kejauhan




Aku melakukan kewajipanku
Walau ada kekurangan
Namun kucuba sebaik mungkin
Menjadi hambaNya


 
0 ulasan more...

Generasi Masa Hadapan

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under

'Epal yang cantik berbeza dengan epal yang busuk di makan ulat.'

Apa yang anda faham dengan kenyataan saya di atas? Cuba fikir-fikirkan.

Generasi hari ini adalah merupakan penyambung kejayaan untuk masa hadapan. Apa yang dibentuk hari ini merupakan landasan kepada masa hadapan. Jika generasi muda diberikan pendedahan yang baik ia akan memberikan impak yang baik serta positif. Jika lain, maka lainlah jadinya.


Teramat penting untuk sama-sama kita membentuk generasi masa hadapan yang cemerlang dalam setiap aspek. Ia merupakan tanggungjawab yang perlu dipikul oleh kita semua. Bukan sahaja pada orang-orang tertentu.
0 ulasan more...

AHLAN WA SAHLAN

by URUSETIA RAKAN MASJID SULTAN BADLISHAH on Nov.22, 2009, under


ALUAN PENGARAH PUSAT ISLAM…
Assalamualaikum warahmatullah..
Ahlan wa sahlan, welcome dan selamat datang kepada semua mahasiswa/siswi ke kampus hijau sintok, terutamanya mahasiswa/siswi baru sesi 2010/2011. Semoga semuanya hadir dengan perasaan gembira dan penuh bersemangat untuk belajar, menuntut ilmu dan membina kompetensi diri masing-masing. Semoga kehadiran kita di rahmati Allah Azzawajalla.
Moto penting yang harus didukung oleh semua mahasiswa/siswi apabila menjejakkan kaki di kampus ini ialah PERUBAHAN! (Change!-english, Tahgyir!-arab). Setiap orang tidak ada pilihan selain berhadapan dan menerima perubahan. Sesiapa yang tidak mahu berubah dan bergerak sebenarnya dia seorang yang telah mati jiwanya!
Namun perubahan bagaimanakah yang dikehendaki? Perubahan yang dikehendaki ialah perubahan positif: berubah daripada mundur kepada maju, malas kepada rajin berusaha, jahil kepada mengusai ilmu dalam bidang masing-masing, daripada hidup dibelenggu nafsu yang rendah kepada hidup beribadat dan berharakat bertaqarrub kepada Allah Azzawajalla.
Perubahan dan kejayaan di dalam kehidupan tidak akan berlaku sekelip mata. Ia perlu kepada usaha, ikhtiar, bimbingan dan didikan terhadap jiwa setiap individu. Perubahan di luar diri tidak akan berlaku kecuali setelah berlaku perubahan dalam diri individu terlebih dahulu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah s.w.t.
“sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”
(Surah Al-Ra’d, ayat 11)
Dalam hubungan inilah saya menyeru semua rakan mahasiswa/siswi untuk bersama-sama dengan Pusat Islam menyertai pelbagai kegiatan yang akan dianjurkan dalam rangka mendidik dan mentarbiah diri masing-masing. Tarbiah bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya bermula dengan tarbiah. Jadi, mahu tidak mahu, jika kita hendak berubah menjadi mahasiswa/siswi yang lebih baik, sertailah kegiatan-kegiatan mendidik diri secara menyeluruh yang terdapat di kampus ini termasuk kegiatan-kegiatan di Pusat Islam.
Selamat maju jaya. Selamat memulakan kehidupan baru di kampus ke arah perubahan hidup yang positif, soleh dan di redhai Allah.
0 ulasan more...

Search

Powered by Blogger.

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!